DESIGN THINKING

What is Design Thinking?

  • Design thinking adalah metode pemecahan masalah yang meliputi keterampilan, proses, dan pola pikir yang kompleks sehingga membantu seseorang menghasilkan solusi baru untuk menyelesaikan masalah. (Shelley Goldman)
  • Tools ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pribadi, sosial, dan bisnis dengan cara baru yang kreatif.

How is it used in an organisation?

  • Karena penggunaannya yang sangat luas, tools ini dapat digunakan dalam organisasi kemahasiswaan untuk menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien.

How does this tool benefit an organisation?

  • Penggunaan design thinking sangat menguntungkan untuk proses kerja sama. Design thinking menuntut kerja tim multidisiplin.
  • Dengan latar belakang multidisiplin, sebuah tim dapat mendengar pendapat dari berbagai point of view— yang seringkali bertentangan.
  • Membuat setiap anggota tahu bahwa mereka dapat belajar, mengambil risiko, dan explore.

How to implement Design Thinking

Beberapa tahapan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang sesuai:

1.      Empathize

Ketika sudah mengetahui tujuan yang ingin dicapai, maka orang tersebut perlu mengetahui pengalaman, emosi, dan situasi. Mencoba menempatkan diri sebagai orang lain sehingga dapat benar-benar memahami situasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan empathy map, wawancara, observasi, dan cara lainnya. 

Empathy map digunakan untuk mengartikulasikan apa yang diketahui mengenai pengguna dan membangun pemahaman yang lebih luas mengenai aspek “mengapa” di balik kebutuhan dan keinginan pengguna.

Gambar 1. Empathy Map

Langkah untuk membuat empathy map :

  1. Tentukan fokus dan tujuan, dengan menanyakan pertanyaan :

“Untuk siapa empathy map dibuat?”

“Apa outcome yang diinginkan?”

  1. Analisis faktor eksternal, dengan menanyakan pertanyaan :

“Apa yang dia LIHAT?”

“Apa yang dia LAKUKAN dan KATAKAN?”

“Apa yang dia DENGAR?”

  1. Analisis faktor internal, dengan menanyakan pertanyaan :

Apa yang dia PIKIRKAN dan RASA?”

  1. Kesimpulan. Bertukar pikiran dengan orang lain untuk mengetahui perspektif mereka analisis yang sudah dilakukan.

2.      Define

Setelah seseorang mengetahui kebutuhan untuk mencapai tujuannya, maka orang tersebut perlu menggambarkan sebuah pandangan yang akan menjadi dasar untuk menemukan solusi. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat list kebutuhan dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang sedang terjadi. Agar dapat mengidentifikasi solusi yang tepat, kita harus menemukan akar penyebab masalah dengan bantuan root cause analysis seperti problem tree, fishbone diagram, dan 5 whys  analysis

Gambar 2. Problem Tree Analysis

Gambar 3. Fishbone Analysis

Gambar 4. 5 Whys Analysis

3.      Ideate

Dengan kebutuhan yang ada, maka orang tersebut perlu menggambarkan solusi yang dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan melakukan evaluasi bersama tim dengan menggabungkan kreativitas dari masing-masing anggota. Dengan contoh ditampilkan pada priority matrix berikut

4.      Prototype

Ide yang sudah ada sebelumnya perlu langsung diimplementasikan dalam sebuah organisasi. Perlu dihasilkan sebuah solusi nyata dan kemungkinan skenario penggunaan. Terdapat beberapa contoh prototype yaitu, prototipe fungsional yang bertujuan untuk menirukan fungsi suatu produk yang sebenarnya sedekat mungkin, kemudian terdapat display prototypes yang berfokus pada tampilan dan nuansa produk, namun bukan fungsinya, miniatur juga termasuk dalam contoh prototype dibuat menyerupai produk baik dari aspek tampilan maupun aspek fungsional, throwaway prototypes merupakan prototype yang akhirnya dibuang, dan yang terakhir adalah prototipe evolusioner dengan membangun prototipe dasar yang dapat lebih ditingkatkan dan dibangun untuk membentuk produk nyata yang dapat dijual.

5.     Test

Dari hasil skenario yang sudah dibuat, maka akan dilakukan sebuah percobaan solusi dengan nyata. Dari pengalaman organisasi dalam menggunakan solusi yang diajukkan, maka akan didapatkan masukkan untuk membuat solusi yang lebih baik dan melakukan perbaikan.


Design thinking memiliki beberapa elemen penting yaitu :

  1. People centered : dalam metode ini, perlu ditekankan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berpusat pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh user
  2. Highly creative : dalam menggunakan metode ini, dapat digunakan kreativitas sebebasnya, tidak perlu aturan yang terlalu kaku dan baku
  3. Hands on : proses desain memerlukan percobaan langsung oleh tim desain, bukan hanya pembuatan teori atau sebuah gambaran di kertas
  4. Iterative : proses desain merupakan sebuah proses dengan tahapan-tahapan yang dilakukan berulang-ulang untuk melakukan improvisasi dan menghasilkan sebuah produk atau aplikasi yang baik

Closing remarks

Design thinking adalah tools yang berguna dalam proses pemecahan masalah suatu program kerja dengan menggunakan pola berpikir yang kompleks. Alat ini memiliki keuntungan untuk mengidentifikasi masalah hingga menemukan solusinya dengan cara yang efektif dan efisien. Semoga artikel dapat membantu organisasi dan kepanitiaan dalam berbagai perancangan program kerja dan dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan tujuan kegiatan tersebut.

Referensi

Ali, S. D. (2017, December 18). Design Thinking – School of Information Systems. https://sis.binus.ac.id/2017/12/18/design-thinking-2/

Cause Effect Line Style | Free Cause Effect Line Style Templates. (n.d.). Edraw. https://www.edrawsoft.com/template-cause-effect-line-style.html

Design Thinking Frequently Asked Questions…. (n.d.). https://designthinking.ideo.com/faq/how-do-people-define-design-thinking

5 Why’s Analysis Template. (n.d.). Moqups. https://moqups.com/templates/business-strategy/5-whys-analysis/

Samuel, J. (2021, March 12). Empathy Map : Tahap Pertama Memulai Design Thinking – School of Information Systems. https://sis.binus.ac.id/2021/03/12/empathy-map-tahap-pertama-memulai-design-thinking/


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.