5G merupakan jaringan seluler generasi ke-5 yang merupakan standar nirkabel global baru yang mulai dikembangkan sejak tahun 2013. 5G memungkinkan jenis jaringan baru yang dirancang untuk menghubungkan hampir semua orang secara bersama-sama termasuk mesin, objek, dan perangkat. Teknologi 5G diciptakan untuk memberikan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, latensi rendah, keandalan lebih baik, kapasitas jaringan masif, serta pengalaman pengguna yang lebih merata kepada lebih banyak konsumen. Diperkirakan, performa yang lebih tinggi dan peningkatan efisiensi akan menghadirkan pengalaman pengguna baru dan menghubungkan industri baru.
5G memperkenalkan kemajuan di seluruh arsitektur jaringan. Radio Baru 5G dan standar global untuk antarmuka udara nirkabel 5G yang lebih mampu akan mencakup spektrum yang tidak digunakan dalam 4G. Antena baru akan menggabungkan teknologi yang dikenal sebagai MIMO masif (beberapa masukan, banyak keluaran), yang memungkinkan banyak pemancar dan penerima untuk mentransfer lebih banyak data pada saat yang bersamaan.
Namun, 5G tidak terbatas pada spektrum radio baru. 5G dirancang untuk mendukung jaringan heterogen yang terkonvergensi yang menggabungkan teknologi nirkabel berlisensi dan tidak berlisensi. Ini akan menambah bandwidth yang tersedia untuk pengguna.
Di Indonesia, sudah terdapat banyak brand smartphone yang mendukung penggunaan koneksi 5G seperti Oppo (Reno 5 dan 6, Find X2, A74), Apple (iPhone 12 Series). Samsung (S21 Series, Note 20 Series, A52s), Vivo (X60, X60 Pro, V21), Xiaomi (Redmi Note 10, Poco M3 Pro). Provider yang sudah menyediakan konektivitas 5G di Indonesia adalah Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo.
Hingga saat ini sudah ada 58 Negara yang memiliki konektivitas 5G. Korea Selatan menjadi negara pertama di dunia yang menciptakan 5G. Diperkirakan, pada tahun 2025, 60% dari seluruh jaringan di Korea Selatan telah menggunakan 5G. Beberapa negara dengan kecepatan internet tertinggi adalah Korea Selatan (354,4 mbps), Uni Emirat Arab (292,2 mbps), dan Taiwan (272,2 mbps).
Di Indonesia, sudah ada beberapa Kota yang memiliki konektivitas 5G. Mulai dari kawasan Jabodetabek, Medan, Bandung, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Batam, Balikpapan, dan Makassar. Namun, tak seluruh wilayah dari kota-kota tersebut memiliki dukungan konektivitas 5G. Namun, terdapat banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan jaringan 5G di Indonesia. Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Nonot Harsono mengungkapkan, ada banyak kebutuhan infrastruktur yang harus dibenahi untuk membangun jaringan 5G di Indonesia seperti diperlukan tower berjarak 200-300 meter yang cukup direalisasikan di daerah pelosok.
Selain itu, tantangan lain harus dihadapi adalah infrastruktur pendukung berupa jaringan fiber optik yang belum merata penyebarannya. Tanpa adanya jaringan fiber optik yang merata implementasi 5G di Indonesia tidak akan memberikan manfaat secara maksimal.
Bukan hanya itu, Indonesia juga harus berjuang untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama ketika membangun jaringan 4G. Pasalnya, jaringan 4G di Indonesia tak mampu memberikan kecepatan seperti jaringan yang sama di negara-negara maju. Sebagai contoh, kecepatan internet 4G di Indonesia hanya 5,7 mbps. Sementara kecepatan internet 4G di Singapura mencapai 40 mbps.
Hadirnya teknologi 5G di Indonesia dan di Dunia tentunya tak luput dari perdebatan serta pro dan kontra.
Pro :
- 5G adalah teknologi seluler yang merupakan evolusi dari Teknologi 4G LTE, yang secara teori dapat mencapai data rate (kecepatan data) lebih cepat, latency lebih rendah, dan jumlah connection density (kerapatan koneksi) lebih banyak dari 4G.
- Jaringan 5G mendukung berbagai teknologi terbaru seperti mobil tanpa pengemudi, memperlancar pengobatan jarak jauh dengan potensi lag yang sangat kecil, serta memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi dari 4G. Rata-rata kecepatan 4G di Indonesia berkisar di angka 13 mbps. Sementara, rata-rata kecepatan 5G di Indonesia mencapai 312 mbps.
- Penerapan 5G berpotensi menjadi kunci untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sepuluh tahun mendatang. Menurut studi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) bertajuk “Unlocking 5G Benefits for the Digital Economy Indonesia”, penerapan teknologi tersebut akan mendongkrak produktivitas sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja baru hingga 2030.
- Konsultan PT. Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) ITB Ivan Samuels mengatakan bahwa penerapan 5G di Indonesia berpotensi meningkatkan PDB secara kumulatif dari 2021-2030 hingga 9,5% atau senilai Rp2.874 triliun. Selain itu penerapan 5G juga berpeluang menciptakan hingga 5,1 juta lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas per kapita sampai dengan Rp 11 Juta dalam periode yang sama.
Kontra :
- Tentunya internet 5G akan memiliki harga yang lebih mahal, membuat baterai gawai jadi lebih boros, serta masih sulit untuk merata di seluruh Indonesia yang bahkan beberapa daerah belum didukung konektivitas 4G.
- Meskipun 5G dapat mengefisienkan kehidupan sehari-hari, beberapa pengguna telah menyuarakan kewaspadaan terkait potensi bahaya kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan 5G radiasi menghasilkan gelombang milimeter dengan energi yang lebih tinggi. Sinar ultraviolet gelombang pendek dari langit memiliki energi yang cukup untuk mengetuk elektron dari atomnya sehingga dapat merusak sel-sel kulit dan DNA. Maka dari itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang dampak kesehatan potensial dari jaringan 5G serta upaya penanganannya.
Relevansi pengimplementasian 5G di Indonesia juga menimbulkan pro kontra. Pada satu sisi, tentunya jaringan 5G dapat menjadi solusi yang hebat untuk mengefisiensikan berbagai jenis pekerjaan serta keperluan industri di kota besar. Pasalnya, kini berbagai hal di kota besar hampir semuanya membutuhkan internet untuk keberlangsungannya. Maka dari itu, jaringan 5G yang memiliki kecepatan yang sangat tinggi dapat menjadi pendukung yang sangat bermanfaat.
Namun disisi lain, persebaran internet di Indonesia mencapai 64%. Masih ada 36% penduduk Indonesia alias 92 juta warga Indonesia yang belum terhubung dengan internet. Angka yang besar tersebut menjadi alasan mengapa internet di Indonesia harus disebarkan secara merata agar berbagai daerah di Indonesia bisa mendapatkan kemudahan dalam berbagai hal melalui Internet.
Di Indonesia, harga paket internet 5G dari Telkomsel dijual dengan harga 130 Ribu Rupiah untuk kuota 100GB dengan masa berlaku 30 Hari. Sementara itu, harga paket internet 5G dari Indosat dimulai dengan harga 100 Ribu Rupiah.
Referensi
https://www.qualcomm.com/5g/what-is-5g
Research challenges in 5G communication technology: Study – ScienceDirect
https://spectrum.ieee.org/everything-you-need-to-know-about-5g
https://www.instagram.com/p/CBc-0GmM7x2/?utm_source=ig_web_copy_link
0 Comments