Metaverse adalah seperangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat berbuat dan menjelajah dengan orang lain, yang tak berada di ruang fisik yang sama dengan orang itu. Meta semesta dalam arti yang lebih luas mungkin tidak hanya merujuk pada lingkungan virtual yang dioperasikan oleh perusahaan media sosial tetapi seluruh spektrum realitas berimbuh
Istilah Metaverse pertama kali muncul pada novel Neil Stephenson berjudul Snow Crash. Lalu, “metaverse” juga muncul pada novel Ready Player One yang diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama. Stephenson menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan penerus berbasis realitas maya ke Internet. Konsep yang mirip dengan Meta semesta telah muncul dengan berbagai nama dalam genre fiksi cyberpunk sejak 1981 dalam novel True Names karya Vernor Vinge. Secara simple, film Ready Player One merupakan salah satu film yang cukup menggambarkan metaverse secara sederhana.
Mungkin bisa dimasukin: Secara harfiah, “meta” berarti melampaui dan “verse” diambil dari “universe” berarti semesta. Sehingga, Metaverse berarti semesta yang melampaui semesta kita. Metaverse masih berupa imajinasi para penggagas .
Saat ini, Meta sedang mengembangkan teknologi pendukung Augmented Reality (AR) yang disebut Project Aria (Smart Glasses) dan Project Cambria (Oculus). Dikutip dari Facebook Connect 2021, “ Metaverse will be mainstream in 5-10 years”. – Mark Zuckerberg
Kemudahan akses dan interkoneksi antar teknologi juga digadang-gadang menjadi salah satu keunggulan yang disajikan Meta. Sebagai contoh, aktivitas belanja dan berbagai transaksi dapat dilakukan pada Metaverse dengan nama “Horizon Marketplace” yang tentunya akan memanfaatkan teknologi Cryptocurrency sebagai mata uang.
Selain fleksibilitas, produktivitas juga menjadi hal yang dapat ditingkatkan oleh Meta. Melalui teknologi bernama Horizon Workrooms pada Meta, kita dapat mengubah suasana ruang kerja di rumah menjadi suasana di berbagai tempat seperti kantor hingga tempat liburan. Platform tersebut menggunakan headset virtual reality (VR) Oculus. Bukan hanya itu, melalui Meta kini manusia dapat menuliskan isi pikiran nya hanya dengan berpikir !
Meta merealisasikan eksistensi dunia virtual tempat para avatar digital terhubung melalui pekerjaan, petualangan, atau hiburan menggunakan headset VR. Meta memberikan pengalaman menjelajah dunia virtual secara lebih realistis dan tanpa batas. Dengan menggunakan headset VR, kita bisa merealisasikan sesuatu hanya dengan memikirkannya.
Metaverse menciptakan sebuah tempat kerja virtual di mana kita bisa bekerja sama dengan rekan kerja kita seperti di dunia nyata. Kita bisa menghadiri konser atau afterparty bersama teman secara digital. Kita bisa mengamati sistem tata surya secara 3D di atas balkon rumah atau bahkan menjelajahi peradaban Romawi Kuno di kamar kita.
Namun, perkembangan dari Metaverse ini juga menuai beberapa kontra serta kendala. Pertama, Facebook pernah bermasalah dengan privasi data pengguna pada tahun 2019. Jika Metaverse akan menampilkan seluruh aktivitas pengguna, maka dibutuhkan tingkat kepercayaan tinggi untuk menyerahkan data pribadi kita. Saat ini media sosial cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan minat kita dan menjauhkan hal yang tidak kita sukai. Konsep ini bisa berisiko tinggi jika diterapkan di Metaverse karena kita akan semakin sulit memilah informasi yang disajikan.
Pencegahan konten-konten hoax, ujaran kebencian, terorisme, dan hal negatif lain akan menjadi pekerjaan berat Meta di Metaverse. Meta harus memonitor seluruh aktivitas pengguna Metaverse agar tidak terjadi kekacauan yang parah. Ketika Metaverse menjadi sebuah kebutuhan, manusia akan lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digital. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan: kehidupan manusia yang nyata itu seperti apa?
0 Comments