Secara singkat ‘Datalogue’ adalah website yang menghimpun seluruh data KM ITB.
Fikha Adelia, Menko Komunikasi Kreatif dan Informasi menceritakan bagaimana mulanya penamaan website KM ITB. Karena zaman sudah berubah web menjadi museum data yang penting. Pembuatan website ini sebenarnya adalah sebagai bentuk kepedulian untuk penerus kita. Agar mereka lebih mengetahui sejarah akarnya itu seperti apa. Begitu pula ketika menghadapi masalah agar tidak langsung mundur karena tidak mengetahui dulunya KM itu pernah melakukan apa.
Melalui kementrian museum data akhirnya dijalankan tahapan-tahapan awal dalam membangun website. Para kuratorial mengumpulkan data dan arsip publik dari seluruh massa KM. Untuk menjalankan fungsi edukasinya diperlukan bagian yang memikirkan display, kemudahan pembacaan, dan kemenarikan dari museum tersebut. Serta
dan pengetahuan apa saja yang bisa dihadirkan dalam website KM ITB ini dan yang paling penting terus mengembangkan dan membudayakan penggunaan museum data ini agar tidak sia-sia.Website KM ITB yang sebelumnya ditemukan isu dan permasalahan dari aspek UI dan UX nya. Namun juga dilakukan survei terhadap pengguna. Dari sana ditemukan masalah penting yang perlu diperbaiki. Diantaranya adalah koneksi website yang tidak aman akan menurunkan keinginan pengguna untuk menjelajah website. Terutama bagi website yang berhubungan dengan ‘data’, keamanan menjadi asek terpenting yang perlu diperhatikan. Yang mengakibatkan kekhawatiran pengguna yang mengakses website tersebut.
Selain itu terdapat pula permasalahan dalam
meliputi dari website tidak bagi pengguna, dan logo, layout yang berantakan termasuk -nya tidak sesuai dengan tujuan website, dan yang tidak . Hal ini mendukung persepsi data itu tidak menarik. Kebanyakan pengguna merasa website tidak menarik dikarenakan persepsi bahwa data itu membosankan. Sehingga tujuan utama website tidak tersampaikan dengan baik.Isu berikutnya yaitu
, tidak hanya UI dan keamananannya tetapi kontennya juga belum lengkap. Konten dari website tidak intuitif dan tidak menarik. Tidak ada informasi mengenai pemilik data tersebut contohnya dipublish oleh siapa, tahun berapa, dan mengenai apa sehingga menurunkan kepercayaan user pada konten tersebut. Beberapa konten website tidak mendukung tujuan utama dari website.Kelebihan dari website sebelumnya antara lain
dan jadi pengguna dapat langsung mencari datanya. Kemudian ‘ ’ yang memudahkan pengguna untuk navigasi dalam mencari yang diinginkan. Kategori tersebut menjadi lebih mudah ditemukan. Dari kelebihan dan kekurangan tersebut diolah dengan metode melalui lima tahapan hingga menjadi website yang sekarang.Demo yang dibawakan oleh Nadya Anastasya, membawa kita pada laman utama website yang memunculkan animasi bulatan besar dan kecil. Animasi bulatan besar yang pecah menjadi bulatan-bulatan kecil ini menggambarkan bahwa data yang tersebar karena adanya website ini jadi terintregasi dalam satu ‘Datalogue’.
Penulis: Laila Quthratun Nada
0 Comments